Inilah Daftar Hewan Yang Terancam Punah Di Indonesia

Negara Indonesia adalah negara yang paling kaya, menjadi negara yang dikarunai oleh daratan dan lautan yang sangat luas. Keduanya bukan tempat yang kosong melainkan memiliki isi yang sangat melimpah. Sebagai salah satu contoh yaitu memiliki tambang emas, dan Indonesia menyandang predikat sebagai pemilik tambang emas terbesar di dunia. Namun mengapa hingga saat ini Indonesia masih termasuk negara berkembang bukan negara yang maju? 

Selain hal diatas, Indonesia juga memiliki kekayaan flora dan fauna yang sangat melimpahmelimpah, fakta-fakta ini didukung dengan adanya hutan hujan tropis terbesar ketiga setelah Kongo dan Brazil. Dan Indonesia pun diapit oleh dua benua besar, yaitu benua Asia dan benua Australia yang sudah diketahui bersama bahwa kedua benua itu memiliki flora dan fauna yang berbeda satu dengan yang lainnya. 

Dalam artikel ini, Kami akan membahas beberapa hewan atau satwa asli Indonesia yang sudah masuk kedalam daftar merah. 

Ikan Arwana Merah


Arwana Merah sudah masuk kedalam daftar merah atau boleh dikatakan akan mengalami kepunahan dalam waktu dekat apabila tidak dilestarikan. Kejadian ini disebabkan karena maraknya penangkapan dari habitat aslinya dan dijual oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, serta perkembangan biakannya sangatlah rendah. Ikan Arwana Merah ini berasal dari sungai kapuas, Kalimantan Barat. Memiliki tubuh berwarna merah menyala, Arwana Merah sangat disukai oleh para kolektor, bahkan ikan Arwana Merah ini berharga hingga 500 juta untuk setiap ekornya. Dikarenakan ikan ini sangat sudah langka maka para pemilik harus memiliki izin khusus untuk memeliharanya, dan harus dinyatakan bahwa ikan ini berasal dari penangkaran. Serta ikan Arwana Merah inipun harus dilengkapi dengan microchip. 

Elang Flores


Elang Flores saat ini juga sudah masuk kedalam daftar merah, yang membuat sedih adalah populasi Elang Flores di alam liar ini hanya tinggal kurang dari 250 ekor diseluruh dunia. Karena hanya tinggal sedikit, oleh karena itulah Elang Flores masuk selama daftar merah hewan yang hampir punah, bahkan saat ini sudah masuk kedalam kategori kritis. Elang Flores ini tersebar di pulai Flores, Komodo, Lombok, Sumbawa, Palu dan Rinca. Elang Flores ini memiliki ukuran tubuh yang sedang, dengan tinggi yang mencapai hingga 55 centimeter untuk dewasa. Kepala dan Dadanya berwarna putih bersih dengan mahkota garis coklat, sementara tubuh bagian depan berwarna putih dan tubuh bagian belakang berwarna coklat. 


Beruk Mentawai


Hewan berikutnya yang masuk daftar merah adalah Beruk Mentawai. Beruk ini berasal dari pulau Mentawai. Kejadian ini terjadi lantaran berkurangnya hutan, hutan tersebut banyak dibuka untuk dijadikan perumahan dan lahan perkebunan. Hal ini menyebabkan kekhawatiran yang sangat luar biasa, pada tahun 1980-an populasi Beruk Mentawai masih 15.000 ekor di alam liar, namun menurut Wikipedia pada saat ini sisa Beruk Mentawai hanya tinggal 2100-3700 ekor. 

Burung Bidadari Halmahera


Burung Bidadari Halmahera atau burung cendrawasih berukuran sedang dan sudah masuk kedalam daftar merah CITES Appendix II. Yang menjadi hal banyak disukai oleh para kolektor adalah Burung ini memiliki dua pasang bulu putih yang keluar menekuk dari sayapnya yang dapat ditegakan sesuai kemauan burung itu sendiri. Burung Bidadari Halmahera berjenis jantan memiliki warna yang lebih daripada betina, dan sifat jantan berpoligami. Kita dapat menemukan burung ini di Maluku, karena burung ini merupakan hewan endemik Kepulauan Maluku. 

Cendrawasih Botak


Cendrawasih Botak juga saat ini masuk kedalam daftar merah, hilangnya habitat hutan yang luas dan berlangsung secara terus menerus membuat populasi burung ini menjadi sedikit dan sangat terbatas. Cendrawasih Botak hanya dapat ditemukan di hutan dataran rendah pulau Waigeo dan Batanta, Kabupaten Raja Ampat, provinsi Papua Barat. 

Kura-kura Leher Ular Rote


Banyak negara yang memiliki kura-kura berleher panjang, namun Kura-kura Leher Ular Rote ini berbeda dan hanya berada di Indonesia, dengan leher yang panjang dan tidak dapat dimasukan kembali kedalam tempurungnya hanya dapat dilipat saja. Seperti namanya, hewan ini hanya dapat ditemui di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Dan sekarang kura-kura ini masuk kedalam daftar merah IUCN red List. 

Anoa Daratan Rendah dan Anoa Pegunungan


Dalam sekilas hewan Anoa ini mirip dengan kerbau. Tapi yang membedakannya ialah tanduknya yang lurus kebelakang. Hewan endemik ini hanya akan dapat ditemui di Sulawesi, hewan ini sangat langka, diperkirakan hanya tersisa 5000 ekor di alam liar. Anoa ini semakin langka dikarenakan oleh bukan hanya karena habitatnya yang rusak saja, namun hewan ini banyak diburu, diambil kulit dan tanduknya. Dalam beberapa tahun terakhir Anoa daratan sudah tidak terlihat lagi keberadaannya. 

Komodo


Kadal besar atau komodo yang telah menjadi salah satu keajaiban dunia pada tahun 2012 ini banyak ditemui di Pulau Komodo, Nusa Tenggara. Tak banyak kebun binatang yang memiliki komodo, karena hewan ini sangat rentan dengan serangan parasit. Saat ini komodo diperkirakan hanya tersisa 4000-5000 ekor dialam liar selain habitatnya yang mulai rusak, komodo juga termasuk hewan yang susah untuk berkembang biak. Oleh karena populasi yang hanya tinggal sedikit lah menjadikan komodo ini masuk kedalam daftar merah atau hewan yang sudah terancam punah. 

Jalak Bali


Barangsiapa yang memelihara burung dirumahnya pasti tidak akan asing dengan burung Jalak Bali. Memiliki warna putih adalah khas dari burung Jalak Bali ini, dan burung ini termasuk burung pengicau. Hewan ini hanya akan ditemui di pulau Bali karena hewan ini merupakan hewan endemik.

Kucing Merah


Kucing Merah merupakan hewan yang kembali sudah masuk kedalam daftar merah atau sudah terancam punah, diperkirakan pada tahun 2007 jumlah populasinya hanya tinggal 2500 ekor saja. Sayangnya ketika kami melihat dari beberapa sumber, dinyatakan dalam pernyataan tersebut bahwa hanya ada perundang-undangan yang menyebutkan bahwa perburuan hewan ini adalah merupakan perbuatan ilegal, hanya itu saja dan tidak ada usaha untuk menangkarkannya.

Badak Jawa


Taman nasional Ujung Kulon adalah tempat perlindungan untuk hewan Badak Jawa ini, sebetulnya sebutan badak jawa ini kurang pas karena hewan ini berada di seluruh nusantara dan sepanjang Asia Tenggara. Saat ini keberadaan Badak Jawa sudah sangat langka karena disebabkan oleh perburuan untuk dambil cula nya. Cula Badak Jawa ini sangat mahal harganya karena dapat dijadikan sebagai obat tradisional di tiongkok. Cula Badak Jawa harganya bisa mencapai $3000, jumlah ini sangatlah mengkhawatirkan karena belum ada penelitian klinis untuk khasiat cula badak jawa tersebut untuk dijadikan sebagai obat. Perbedaan badak jawa dan badak sumatera terletak pada cula nya, badak jawa memiliki satu cula saja sedangkan badak sumatera memiliki dua buah cula. Pada tahun 2016 lalu, Di Taman Nasional Ujung Kulon tersisa 63 ekor badak jawa, jumalh tersebut sangat kritis.

Gajah Sumatera


Sekitar tahun 2000-an jumlah populasi Gajah Sumatera tersisa hanya tinggal 2000-2700 ekor saja di alam liar. Diperkirakan jumlah popuasi Gajah Sumatera semakin sedikit ini akibat mati diracun oleh manusia, dan sisanya dibunuh untuk diambil gadingnya dan bagian lain yang ada pada tubuh Gajah Sumatera ini. Hal yang membedakan gajah sumatera dan gajah india adalah dari ukuran tubuhnya, postur tubuh gajah sumatera lebih kecil daripada gajah india. Saat ini gajah sumatera telah masuk ke dalam daftar merah atau hewan yang sudah terancam punah.

Demikianlah daftar hewan yang hampir punah di Indonesia. Mari bersama kita jaga kelestarian mereka. Sebenarnya masih banyak lagi hewan yang sudah terancam punah di Indonesia, dalam kesempatan lain pasti kami akan membahasnya.

Salam Lestari !!!

Baca Juga: Kera Dan Manusia : Niat Baik Belum Tentu Baik

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama